Minggu, 04 April 2010

Kudapan Maut

Kugantung sisa-sisa napas kehidupanku pada akar lapuk
Menjuntai nyawaku pada dahan waktu yang nyaris rapuh
Menunggu saat tangan penebang merenggut dan menghentikan detaknya
Memeras getah hingga menggumpal sewarna mata Cleopatra
Mencabut kehidupan pada akar hingga tunas tak lagi dapat pijakannya
Kutatap nanar pada kekejian tangan takdir merengkuh mangsanya
Merobek keharu-biruan menjadi lenguhan malam
Mengantar yang fana pada gerbang keabadian
Serta bernafaskan nestapa menyesaki dada
Kuseret serpihan raga berujungkan entah dimana
Terpaku pada angin yang tak mampu bersuara menahan desaunya
terhirup aroma vanila bercampur darah, manis dan kejam
Hingga mengerang angin atas darah yang mengalir kering
Berderak-derak langkah takdir menunaikan hajatnya
Sementara di luar sana, entah dimana
Nyawa-nyawa tersaji menjadi kudapan maut.

A.R. Rahma
2010-03-02
kireina.chan@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar