Minggu, 28 Februari 2010

Tak Lagi

Sejarah kelam bangsa ini
Ketika tebasan kepala tak lagi berharga
Sungai darah manusia mengalir dengan derasnya
Seakan tak ada artinya!
Laras-laras bedil merobek kesunyian malam
Mengiris hati para ibu
Mendekap peluk erat anaknya
Seakan ingin berkata “tenanglah nak, ibu menjagamu!”
Dan, haruskah nyawa adalah bayaran atas sebuah perbedaan?
Apakah salib di gereja tak lagi bermakna?
Apakah kitab suci Budha tak lagi dibaca?
Apakah lafadz ALLAH di kubah masjid hanya hiasan saja?

Bukankah semua itu mengajarkan Dharma?
Sebuah kebaikan dimana manusia diciptakan untuk memanusiakan manusia lain

A.R. Rahma
2009-12-21

Jumat, 26 Februari 2010

Tercurinya Mimpi-mimpi

Di sudut negeri, kami hidup tanpa peduli apa itu demokrasi
Jauh di ujung negeri ini, kami hidup tanpa peduli kebijakan yang akan menutupi mimpi-mimpi kami
Di pojok rumah kami sendiri, kami hidup tanpa peduli apa itu nasionalisme yang kan menaungi
Di rumpun kehidupan yang kami jalani, kami hidup tanpa peduli apa itu idealisme untuk jadi politisi

Kami hidup sederhana, membangun mimpi-mimpi tentang surga
Kami hidup ala kadarnya, memupuk angan-angan dalam aliran darah rakyat jelata
Itu kami, dalam angan-angan tentang bahagia

Jangan bicarakan demokrasi kalau kalian tolol dan tak punya rasa untuk berbagi
Bagamana kalian bicarakan nasionalisme sedang bendera kita kau lupa apa warnanya?
Keadilan dan kebijakan adalah sampah-sampah hasil rapat diatas singgasana pemerintahan
Dirumpun kehidupan yang kami jalani ini, kami hidup, kerja keras, atas jerih payah sendiri

Burung-burung berkicau tentang kedamaian, angin lembut membawa sauh untuk berhenti sejenak merenung tentang kehidupan.
Lihatlah alam yang mulai berontak tentang keajaiban-keajaiban yang diciptakan manusia, rakus akan kekuasaan dan kehormatan.
Senja datang namun mereka tak sadar hingga malam membungkus waktu dan melebur detik menjadi gumpalan-gumpalan tak berarti tanpa adanya keributan.
Persiapkan dirimu tuk menjadi pejuang kebebasan, pemeluk adanya demokrasi yang bertanggung jawab akan kerusakan yang ditimbulkan.

Siapa yang kan disalahkan?
Mereka punya mimpi tentang arti sebuah bangku sekolah dan mendapatkannya dengan rasa sakit serta malu yang akan dijaga hingga akhir hayatnya
Mereka mempunyai mimpi tentang arti sebuah pendidikan dan mendapatkannya dengan memeras darah serta nyeri di hati yang ditahan hingga kematiannya
Mereka punya mimpi, tapi mimpi mereka telah dicuri oleh orang-orang berdasi dan mahasiswa yang hanya membesarkan nama dalam lengsernya suharto
Mereka punya mimpi, tapi mimpi mereka telah dibeli oleh perampok berkerah putih yang duduk manis memegang sepucuk pistol untuk tanda tangannya.

Siapa yang akan disalahkan?
Bendera lusuh yang tak lagi merah darah putih suci yang berkibar ragu setengah tiang jangan kau buat alasan untuk memperkosa hak-hak orang kecil hingga mimpi-mimpipun kau telan hingga hilang.
Jangan lagi bicarakan keadilan, kami muak
Jangan lagi bicarakan demokrasi, kami muak
Jangan lagi bicarakan idealisme, kami muak
Bicarakan sajalah, berapa uang rakyat yang bisa kau tilap

Apa ada yang mau mengatakan kalau uang dari hasil lonte itu haram?
Apa ada yang mau mengatakan kalau anak itu akan menjadi jahat karena uang yang ia makan tidak barokah?
Bangsat semua, yang duduk berdiskusi dengan jas baju safari.
Kukutuk kau dalam urat nadi seluruh bangsa, dalam aliran darah para jelata
Yang berjanji untuk rakyat, tertawa diatas kelaparan rakyat

Lihat, bendera ini lusuh, kusut, tiada lagi kegagahan yang dikibarkan
Burung garuda akan murka dan ganti menoleh kekiri sambil menangis tertahan
Untuk indonesiaku, yang kian tahun bertambah memalukan
Aku menangis untuk indonesiaku yang bertambah tua namun dilupakan

Siapa lagi yang menyanyikan lagu Indonesia raya dengan kebanggaan?
Siapa lagi yang akan mencium sang saka merah putih dengan penuh keikhlasan?
Siapa lagi yang akan menjaga Indonesia untuk saat ini dan seratus tahun kedepan?